Semarang,IndonesiMAJU.online– Aktivitas perjudian jenis toto gelap (togel) di kawasan Jalan WR Supratman, Semarang Barat, diduga kembali marak setelah sebelumnya sempat berhenti pascapenertiban aparat. Temuan lapangan memperlihatkan adanya pola “tutup–buka” yang kembali meresahkan warga.
Beberapa warga yang ditemui di sekitar lokasi mengaku melihat kegiatan mencurigakan yang menyerupai transaksi togel dalam beberapa pekan terakhir. Aktivitas tersebut disebut berlangsung pada malam hari dan berpindah titik jika situasi dianggap tidak aman.
“Biasanya tutup pas ada razia, tapi nanti buka lagi, cuma pindah lokasi sedikit,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya, Jumat (10/10).
Pola “Tutup–Buka” dan Dugaan Jaringan Terorganisasi
Informasi warga menyebut bahwa penindakan sebelumnya hanya menyentuh pelaku lapangan seperti pengecer atau kurir. Sementara pengendali utama aktivitas, yang sering disebut masyarakat dengan istilah “Bos 303”, dinilai belum tersentuh. Istilah “303” merujuk pada pasal perjudian di KUHP, namun di lapangan istilah ini berkembang menjadi sebutan untuk pihak yang dianggap mengendalikan jaringan.
Seorang sumber internal yang memahami pola operasi perjudian di Semarang menyebut adanya jaringan yang beroperasi di banyak titik.
“WR Supratman itu cuma satu dari beberapa titik. Kalau satu ditutup, titik lain tetap jalan. Polanya terkoordinasi,” ujarnya.
Warga Mengaku Takut Menegur
Aktivitas warga keluar-masuk lokasi pada malam hari disebut warga berlangsung secara rutin. Meski mengetahui adanya kegiatan yang mencurigakan, sebagian warga memilih tidak menegur karena khawatir akan muncul persoalan.
“Kadang ramai menjelang malam. Tapi kami tidak berani bicara, takutnya ada yang membacking,” kata warga lainnya.
Temuan lapangan ini memperlihatkan bahwa dugaan jaringan togel di Semarang masih memiliki pola operasi yang terstruktur dan berlapis.
Masyarakat Pertanyakan Penindakan Polisi
Kembalinya aktivitas yang diduga perjudian tersebut memunculkan pertanyaan dari masyarakat terkait efektivitas pengawasan aparat.
Beberapa hal yang dipertanyakan warga antara lain:
- Apakah Polrestabes Semarang melakukan pemantauan rutin setelah penertiban sebelumnya?
- Bagaimana strategi untuk memastikan praktik tersebut benar-benar berhenti?
- Apa langkah kepolisian dalam menelusuri dugaan jaringan yang disebut warga masih aktif?
“Kalau tegas, harusnya bisa tuntas dari akarnya. Tapi ini seperti tidak selesai,” keluh seorang warga Semarang Barat.
Harapan Warga
Masyarakat berharap aparat penegak hukum tidak hanya menindak pelaku di lapangan, tetapi juga menelusuri rantai jaringan secara menyeluruh apabila memang terbukti ada. Penindakan komprehensif dinilai penting untuk menjaga ketertiban dan mengembalikan kepercayaan publik.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari Polrestabes Semarang terkait temuan terbaru ini.
Warga berharap aparat segera bertindak sebelum aktivitas ilegal tersebut kembali mengakar dan mengganggu ketertiban lingkungan.(Ambon)